30 agustus 2010
Gak tau kenapa, tiba – tiba aku pengen sms sahabat lamaku, Trifia. Aku inget, tanggal ini fia udah mulai kuliah di Mojokerto. Kira – kira begin isms ku, ‘udah mulai kuliah ya vi?’
Tapi pending lama banget. Ternyata nomernya gak aktif. Aku iseng lagi sms tiara, lalu dia bales sms ku. Dan ngasih tau berita duka, bahwa ayahnya trifia meninggal. Aku shock. Aku tanya ke temen yang lain, dan akhirnya gombes yang tau. Ternyata benar, ayah kandung sahabatku meninggal di Surabaya . Alhamdulilah gombes tau nomer hp fia yang baru. Aku langsung sms dia ngasih dukungan. Walaupun aku sadar, seandainya aku ada di posisinya dia saat ini aku gak akan sanggup. Dengan ketegaran yang mungkin sudah dia kumpulkan beberapa lama, dia membalas smsku. Dia bilang terima kasih atas doanya, dan dia bilang kalau dia akan sabar dan tabah menghadapi ini semua. Dia juga bilang, menangis ada saatnya. Percuma juga kalau harus terus – terusan menangis, lebih baik aku berdoa untuk alm papa.
Subhanalloh, betapa terharunya aku. Aku yang hanya sahabatnya saja, menulis ini sambil meneteskan air mata. Betapa tegarnya fia, saat ditinggal orang yang benar – benar disayanginya dia begitu tabah.
Sejenak terfikir dalam benakku. Betapa hebatnya sahabat yang juga sudah aku anggap saudaraku sendiri. Betapa kuat dan tabah dia menghadapi kenyataan yang mungkin paling pahit yang pernah dia rasakan dalam hidupnya. Walaupun mungkin papanya tidak merawat dia dari kecil, karena suatu masalah yanag ada dalam keluarganya. Tapi papa tetaplah papa baginya. Yang dia tahu, papa adalah malaikat ciptaan Allah yang menjadikan dia ada di muka bumi ini. Dia tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, walaupun dia harus hidup dengan mama selama beberapa tahun ini. Papanya sudah punya keluarga lagi di kota lain. Fia yang hebat, yang tangguh, yang tegar dikala harus menerima ini semua, jadi pelajaran berharga buatku.
Aku bersyukur pada Mu ya rabb. Engkau Maha adil. Di satu sisi, aku yang mudah hancur dan rapuh ini selalu kau berikan kekuatan hebat dari dua malaikat yang engkau kirimkan untukku. Bapak dan ibu. Di sisi lain, kau berikan ujian yang sangat berat menurutku kepada sahabatku yang paling tegar. Subhanalloh, betapa sayangnya engkau padaku Ya Alloh. Astaghfirulloh, maafkan aku yang berdosa, yang mengecewakanmu, dan jarang bersyukur atas segala rahmat dan nikmatMu ini Ya Alloh.
Sungguh, tak pantas hamba meminta kepadaMu. Hamba malu atas dosa – dosa yang hamba lakukan. Semoga engkau selalu memaafkan hamba. Amien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar